Didalam Bulletin Dakwah & informasi Pusdai Jabar, saya membaca sebuah kisah tentang seorang pemuda yang menuntut ilmu. Kisah ini patut diambil pengajarannya. Karena, mengandung nilai-nilai agama yang mendasar. Kisah tersebut saya kutipkan seperti berikut ini.
Ada seorang pemuda yang lama menjalani pendidikan diluar negeri namun tidak pernah belajar agama Islam, kini kembali ketanah air. Sesampainya dirumah, ia diminta kedua orang tuanya untuk belajar agama Islam, namun ia memberi syarat agar dicarikan guru agama yang bisa menjawab tiga pertanyaan yang selama ini mengganjal dihatinya.
Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang Kyai dari pinggiran kota. Terjadilan percakapan diantara mereka :
Pemuda :” Anda siapa dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Kyai :” Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda”.
Pemuda :” Anda yakin? Sedangkan banyak orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya”.
Kyai : “ Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya”.
Pemuda :” Saya ada tiga pertanyaan, 1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya! 2. Kalau memang ada takdir, tunjukkan takdir itu kepada saya! 3. Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukkan kedalam neraka yang terbuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab, mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu ?
Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras. Pemuda tadi menjerit : (sambil menjerit) “ Hai, kenapa anda marah kepada saya?
Kyai : “ Saya tidak marah...tamparan itu adalah jawaban saya atas tiga pertanyaan yang anda ajukan kepada saya”.
Pemuda :” Saya sungguh-sungguh tidak mengerti”.
Kyai : “ Bagaimana rasanya tamparan saya”
Pemuda :” Tentu saja saya merasakan sakit”.
Kyai :” Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada ?
Pemuda :” Ya”.
Kyai :” Tunjukkan kepada saya wujud sakit itu “.
Pemuda :” Saya tidak bisa “.
Kyai :” Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya”.
Kyai :” Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda :” Tidak”
Kyai :” Apakah pernah terfikir oleh anda menerima tamparan dari saya hari ini ?
Pemuda :” Tidak”.
Kyai :” Itulah yang dinamakan takdir”. Kyai melanjudkan :” Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda ?
Pemuda :” Kulit”.
Kyai :” Bagaimana rasanya?
Pemuda :” Sakit”.
Kyai :” Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan. Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang ditempatkan bersama syaitan di neraka..”
Pemuda itu langsung tertunduk dan memeluk kyai tersebut sambil memohonnya untuk mengajarkan Islam lebih banyak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar